Aku harap kita di pertemukan bukan hanya sebatas perkenalan. Tapi bisa saling membahagiakan dengan atau tidak menjalin hubungan. Semoga kita segera di bersamakan bukan hanya sekadar di pertemukan.
Datang dan dan perginya tak disangka. Itulah rasa. Rasa ini tiba-tiba datang saat separuh dari hati ini telah hilang—membawa rencana yang harus segera di wujudkan. Sepertinya, tangan ini ingin sekali merasakan bagaimana hangatnya genggaman tanganmu. Dengan dibaluri hangatnya kasih sayang yang menenangkan.
Aku berjanji menuntunmu berjalan meski pandanganmu telah memburam—menjagamu dari kerasnya kehidupan yang semakin hari semakin membuat geram.
Berharap, pertemuan kita tak segera larut dalam kesia-siaan dan bermuara pada ketidakjelasan. Sebab, bisa mengenalmu adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan.
Aku sempat berpikir, apakah pertemuan kita akan berakhir sempurna? Ataukah hangus dalam sia-sia?
Entahlah, sepertinya ini bagian dari takdir Tuhan yang harus diterima hambanya dengan lapang dada. Takdir memang membawa kita kepada hal-hal yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Seperti pertemuanku denganmu, seperti perasaan yang kuletakkan padamu hanya dengan hitungan jam, seperti celoteh-celoteh mesra yang kita sandiwarakan dan seperti doa-doa kebaikan yang selalu kita panjatkan.
Sepertinya, semesta berada pada pihakku.
Sebab, saat aku telah kehilangan separuh dari hati—dengan sigap semesta memberikan jalan untuk kembali menemukan separuh hati yang baru untuk melengkapi.
Mungkinkah ini sebuah anugerah atau teguran dari semesta agar aku tak lagi berharap padanya? Entahlah, aku berusaha tak lagi memikirkan. Sekarang adalah bagaimana caranya menyembuhkan yang terluka, menemukan separuh hati yang hilang dan mengikhlaskan sesuatu yang telah berlalu.
Kini aku mulai bermimpi, kalau kau akan menjadi milikku. Melengkapi sebagian diriku yang kosong—yang selalu menantikan hadirmu.
Aku mulai berharap kita bertemu.
Setelah seluruh rencanaku atas semua mimpimu.
Setelah seluruh lelah penantianku atas perasaanmu.
Setelah seluruh perjuanganku membuatmu mengerti arti hadirku.
Biarlah sekarang keindahanmu hanya bisa kusimpan sendiri. Mungkin nanti aku bisa menikmati tanpa harus diam seperti ini.
Cilegon, Awal Bulan Keduabelas, 2018.

0 komentar:
Post a Comment