Senja di
selat sunda
Saat
kebahagiaan menyelimuti tubuh mereka
Saat
camar-camar sibuk mencari mangsa
Di sisi
lain tampak wajah yang bergembira
Menikmati
indahnya dunia
Menikmati
gelegar waktu liburannya
Mereka tak
sadar tangan maut menghampiri
Untuk
mengembalikan pada sang Ilahi
Kedatangan
yang tak terduga lewat air bah yang menjemput hingga kini
Semesta,
Ada apa
dengan dunia ini?
Ada apa
dengan air lautmu saat ini?
Apakah ia
merasa dikecewakan oleh kami?
Apakah ia
merasa tak dipedulikan oleh kami?
Puluhan orang
tak tertolong jiwanya
Ratusan
orang terlihat terluka
Dengan
waktu sekejap kau meleburkan mereka
Melenyapkan
seluruh kebahagiaan didalamnya
Semesta,
Keadaanmu
tampak baik-baik saja
Saat malam
tiba ditemani rembulan sebagai penerang dunia
Bintang-bintang
tampak terlihat sangat banyak dan terlihat seperti biasanya
Dengan
tiba-tiba air laut datang membinasakan semua yang ada
Membawa
hanyut jiwa-jiwa yang sedang bersenang ria
Menghilangkan
jejak setiap raga yang hanyut terbawa
Semoga
kejadian ini takkan terulang kembali
Kami
berjanji akan selalu menjaga kau; semesta
Dan kau
juga berjanji takkan murka lagi pada kami
Kita
bersama saling menjaga diantara apa yang telah kita punya; bersama.
Semesta,
bersahabatlah dengan kami.
***
Puisi ini ditulis satu hari setelah kejadian Tsunami yang melanda Banten & Lampung,
16.40 WIB
Cilegon,
23 Desember 2018
Gilang
Anggaraksa Putra

0 komentar:
Post a Comment