Beri aku waktu untuk memikirkan
semua ini. Karena butuh banyak waktu untuk merubah dan membuat seperti semula
kembali. Bukan aku ingin berlari menjauhi, tetapi aku hanya butuh jeda untuk
kembali meniti kehidupan yang lebih baik lagi.
jangan
pernah tanyakan alasan mengapa aku seperti ini. Kau tanyakan saja pada dirimu
sendiri, apa yang telah kauperbuat hingga aku terlihat separuh mati?
Lika-liku kehidupan sudah kulewati
bersamamu hingga saat ini. Tetapi tetap saja bukan ‘kita’ yang menjalani. Tetapi
aku, aku sendiri yang menjalani semua ini. Dan kau tetap saja bersikap tak
peduli. Tak pernah kau sesekali melihat perjuanganku membebaskan masalah yang
datang bersemi. malah kau semakin acuh dan menjadi-jadi.
Rasanya tak ada lagi doa-doa yang
bisa kupanjatkan. Tak ada lagi usaha yang bisa membawa menuju perubahan. Karena
‘kita’ sudah lenyap. Tak ada lagi alasan untuk kita menetap. Kalaupun
dilanjutkan hanya akan membuat mata ini sembab.
Kau tak
perlu mengucapkan kata ‘maaf’ atas kesalahan yang kauperbuat. aku sudah penat
mendengar kata ‘maaf’mu yang selalu merambat. Aku memohon dengan sangat, jangan
lagi kau datang lalu membuat kesalahan yang membuat bilur hatiku terasa
menyengat.
Pada akhirnya hadirmu bukanlah
untuk menghilangkan semua rasa senduku, ternyata kau hadir sebagai benalu yang
menyelinap masuk lalu tumbuh pada dinding hatiku.
Berakhirlah semua cerita ‘kita’.
Tak peduli siapa yang salah atau pun yang benar, karena tetap saja aku yang
selalu mengalah atas semua masalah.
Pergilah,
Aku jengah,
Aku lelah.
Jangan kau
kembali hanya untuk memperbaiki yang salah.
Cilegon, bulan pertama 2019.

1 komentar:
Sangat sangat menyentuhh
Post a Comment