Saturday, January 26, 2019 1 komentar

Kandas


Beri aku waktu untuk memikirkan semua ini. Karena butuh banyak waktu untuk merubah dan membuat seperti semula kembali. Bukan aku ingin berlari menjauhi, tetapi aku hanya butuh jeda untuk kembali meniti kehidupan yang lebih baik lagi.

jangan pernah tanyakan alasan mengapa aku seperti ini. Kau tanyakan saja pada dirimu sendiri, apa yang telah kauperbuat hingga aku terlihat separuh mati?

Lika-liku kehidupan sudah kulewati bersamamu hingga saat ini. Tetapi tetap saja bukan ‘kita’ yang menjalani. Tetapi aku, aku sendiri yang menjalani semua ini. Dan kau tetap saja bersikap tak peduli. Tak pernah kau sesekali melihat perjuanganku membebaskan masalah yang datang bersemi. malah kau semakin acuh dan menjadi-jadi.

Rasanya tak ada lagi doa-doa yang bisa kupanjatkan. Tak ada lagi usaha yang bisa membawa menuju perubahan. Karena ‘kita’ sudah lenyap. Tak ada lagi alasan untuk kita menetap. Kalaupun dilanjutkan hanya akan membuat mata ini sembab.

Kau tak perlu mengucapkan kata ‘maaf’ atas kesalahan yang kauperbuat. aku sudah penat mendengar kata ‘maaf’mu yang selalu merambat. Aku memohon dengan sangat, jangan lagi kau datang lalu membuat kesalahan yang membuat bilur hatiku terasa menyengat.

Pada akhirnya hadirmu bukanlah untuk menghilangkan semua rasa senduku, ternyata kau hadir sebagai benalu yang menyelinap masuk lalu tumbuh pada dinding hatiku.

Berakhirlah semua cerita ‘kita’. Tak peduli siapa yang salah atau pun yang benar, karena tetap saja aku yang selalu mengalah atas semua masalah.

Pergilah,
Aku jengah,
Aku lelah.
Jangan kau kembali hanya untuk memperbaiki yang salah.

Cilegon, bulan pertama 2019.
Saturday, January 05, 2019 1 komentar

Semesta Yang Tertawa


Kita bertemu kembali dalam suasana yang berbeda. Aku dengan cerita baru, dan kau dengan kisah yang tak pernah kutahu. Tak pernah menyangka, akhir dari sebuah ‘kita’ berakhir dalam kekalahan. Pada akhirnya, kita adalah pendusta yang hebat. memainkan rasa yang ada, membuat rasa menjadi pudar tak berwarna. Begitu halus memainkan peran tanpa sedikitpun terlihat dibuat-buat. 


Rona wajahmu sedikit terlihat berbeda. Dahulu seperti mentari bersinar memancar, tetapi kini seperti pelangi yang tak lagi indah karena warnanya telah memudar. Senyummu masih saja sama, kaku sikapku juga tak berbeda. Pertemuan singkat tanpa rencana ini benar-benar mengelabui semesta. Mengapa tidak, sebab kita mampu bersikap layaknya dua hati yang tak pernah saling melukai, sementara sebaliknya kita pernah sebegitu dekatnya dengan benci. Entahlah, siapa yang tengah dibohongi kali ini. 


memperjuangkanmu dengan utuh benar-benar harus mempunyai kesabaran yang penuh, walaupun tetap saja hatiku terus mengeluh, karena mengingat perjuangkanku terlihat sia-sia lalu runtuh. Walaupun pada akhirnya, kita tetaplah bersama untuk saling melepas. Melepas jauh hal yang berbau tentang kita. Karena aku tak ingin terjebak untuk kedua kalinya.


Kini, tak ada kenangan kita yang tersimpan dalam dada, sedikitpun tak tersisa. Satu persatu hilang entah kemana. Baiklah, perjalanan menghapus luka cukup sampai disini, tak ingin kulanjutkan kembali. Namun, ada satu hal yang aku sadari ketika bersamamu tadi, ada senyuman dan tatap mata yang berhasil menjadi bukti bahwa tak ada yang berhasil pergi. Kufikir kita berhasil dalam menghapus luka, namun ternyata justru semesta yang tertawa.


Pendusta sepertimu layak aku siksa dalam aksara. Karena dulu kau berjanji tak akan pernah singgah, namun justru kaulah yang melukaiku sangat parah.


Minggu awal bulan pertama 2019.
 
;