Wednesday, August 24, 2022 0 komentar

Sebatas Ingatan

Beberapa tahun lalu, Agustus menjadi sangat spesial. Bulan dimana Tuhan menciptakan malaikat yang kemudian hadir di dunia ini. Namun mengapa dari banyaknya malaikat yang Tuhan ciptakan, kamu yang ditakdirkan untuk pergi?

Dari banyaknya kepergian, mengapa tentangmu menjadi hal yang paling sulit dan rumit? Tentang mencintai bayangan pada diri satu sama lain. Tentang sesuatu tak terduga yang terjadi. Tentang hal hebat yang begitu banyak padamu. Semesta memang benar-benar sempurna dalam merencanakan perjalanan. Dan dalam perjalananku bertemu denganmu adalah coretan tinta yang paling banyak aku torehkan.

Berbahagialah. Perpisahan kita adalah kisah yang mungkin tidak akan pernah tercatat tapi selalu akan menjadi pengalaman yang akan kita bicarakan pada seseorang di kemudian hari. Tak peduli perpisahan itu secara baik-baik ataupun tidak, karena keduanya sama-sama diharuskan untuk tegar setelahnya.

Pada kesempatan yang lain. Kita tetap menjadi yang terbaik bagi satu sama lain. Bahkan untuk teman hidup tapi untuk teman di suatu lorong perjalanan.
Thursday, June 24, 2021 0 komentar

Aku Akan Tetap Menjadi Tempatmu Pulang

 Dunia luar memanglah kejam, tetapi kamu tak perlu takut untuk menghadapinya. Aku tahu, setiap dunia luar terasa sangat menakutkan sekali. Akupun merasakan hal itu. Tetapi, tanamkanlah sugesti ke diri sendiri:

“jangan melawan, jangan dendam terhadap siapapun. Buatlah kebahagiaan kecil di tempatmu sendiri. Jika kamu bahagia dengan itu, kita akan memandang sekitar kita dengan sudut pandang yang lebih baik dan kita akan semakin kuat menghadapi segala hal.”

Saat ini, izinkan aku untuk tetap menjadi tempat kepulanganmu—menjadi tempatmu untuk merebah lelah, tempatmu bercerita perihal duniamu yang kamu anggap melelahkan, dan tempatmu beristirahat ketika kamu lelah terhadap apa yang belum selesai. Maka, izinkan aku menjemputmu di tengah samudera, saat kamu sedang berada di bawah tekanan badai yang terjadi di sana, saat badai membuatmu terombang-ambing tak tentu, aku akan ada untuk menyelamatkanmu. Menjadi penenang saat kamu kehilangan arah.

izinkan aku untuk menjadi kapal yang akan membawamu pada dermaga yang menjadi tempat pemberhentianmu—tempat kamu menemukan kebahagiaan yang abadi, tentunya aku akan menjagamu dalam perjalanan menuju dermaga kebahagiaan itu. izinkan aku di sisa-sisa waktu terakhir ini untuk menjadi seseorang yang dapat menghangatkanmu melalui pelukan, menenangkanmu saat dunia begitu kejam mencoba menghancurkanmu. Aku ingin menjadi alasanmu tersenyum dalam segala dukamu, dan aku ingin tetap menjadi tempatmu pulang, saat kamu sudah lelah menghadapi dunia luar.

Lalu izinkan aku tenang dalam diam mengenangmu. Aku ingin belajar tentang rasa yang pernah hidup paling sempurna beralaskan keajaiban untuk seorang yang kupuja. Jika kelak nanti tiba saatnya merindukanmu sudah tak lagi layak untukku, maka izinkan aku mengurung namamu di dasar hatiku. Aku akan memendamnya dalam-dalam, pada hatimu (atasku) yang masih berupa tanda tanya, izinkan aku menjadi tanda titik. Meski dibutuhkan lebih dari sekadar waktu yang sebentar. Karena di masa depan nanti, takdir-Nya adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita yang entah dan harus kita terima.

Akhir Juni, 2021.

Thursday, March 25, 2021 0 komentar

Bicara Tentang Perpisahan

 Jika suatu hari nanti, bila perpisahan itu datang, terkadang ingin sekali berdoa seraya menangis sekencang-kencangnya dalam kebisuan di sepertiga malam. Memperlihatkan kelemahan pada Tuhan, hanya agar perpisahan itu tidak akan terjadi esok pagi.

Jika nanti salah satu dari kita terpaksa berucap selamat tinggal, maka aku harap tidak ada sama sekali sepasang mata yang harus basah hanya karena perpisahan sekalipun itu begitu menyedihkan. Jika aku perti, aku tidak ingin terlihat buruk saat berpamitan. Jika kamu yang pergi, aku berusaha melepas dengan ikhlas dan aku ingin berjalan perlahan dengan suara hentakan kaki yang paling tenang, aku ingin berdiri tegak dengan ketetapan hati paling teguh yang terlihat mengagumkan dari belakang.Aku tidak akan pernah membiarkan punggungku terlihat menyedihkan saat berjalan berbalik arah. Sebab aku paham, bahwa punggung adalah jawaban dari kesedihan di mana waktu dan tempat seringkali tidak sesuai dengan yang ada di dalam perasaan. Memunggungi seseorang adalah cara terbaik untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi aku tidak akan membuatnya dengan penuh kesedihan. Aku harap bahwa suatu hari punggungku tak akan terlihat sedih, tapi bisa terlihat seolah baik-baik saja. Meski pada kenyataannya tidak.

Sebab ketika keadaan itu datang; tanpa terduga, kita hanyalah sepasang manusia yang tak bisa melakukan apa-apa. Segala ketidakterdugaan menghantui diantara ruang-ruang hati. Kita tahu, tak ada yang benar-benar selamat dari ucapan selamat tinggal. Tidak pernah ada yang baik-baik saja.

Barangkali aku harus terima, bahwa penantian tidak pernah sederhana dan tidak selalu menghasilkan sebuah temu. Hingga saatnya entah dengan alasan apa kita tiba di ujung jalan.

Maka, berjanjilah untuk baik-baik saja. Agar di kemudian hari kita bisa bertemu, dan bisa saling melihat senyum siapa diantara kita yang paling bahagia.

Maret akhir, 2021.

 
;